Rahmat Allah Mendahului Murka-Nya

Rahmat Allah Mendahului Murka-Nya

Rahmat Allah mengalahkan murka-Nya. Ini adalah berita gembira bagi hamba yang penuh dosa agar tidak berputus asa dari rahmat Allah. Rahmat Allah begitu luas bagi pelaku dosa yang dapat kita ambil dari nama Allah Al ‘Afwu (Maha Pemaaf) dan Al Ghofur (Maha Pengampun). Jadi janganlah berputus asa dan segeralah bertaubat.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ « لَمَّا خَلَقَ اللَّهُ الْخَلْقَ كَتَبَ فِى كِتَابِهِ – هُوَ يَكْتُبُ عَلَى نَفْسِهِ ، وَهْوَ وَضْعٌ عِنْدَهُ عَلَى الْعَرْشِ – إِنَّ رَحْمَتِى تَغْلِبُ غَضَبِى »

Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, “Tatkala Allah menciptakan makhluk-Nya, Dia menulis dalam kitab-Nya, yang kitab itu terletak di sisi-Nya di atas ‘Arsy, “Sesungguhnya rahmat-Ku lebih mengalahkan kemurkaan-Ku.” (HR. Bukhari no. 7404 dan Muslim no. 2751)

Hadits ini adalah hadits yang amat mulia yang berisi kumpulan sifat-sifat Allah yang diselisihi oleh para penentang sifat Allah (mu’attilah). Sifat Allah yang ditentang adalah sifat menetap tinggi di atas ‘Arsy, sifat kitabah (menulis), sifat rahmat, dan sifat ghodob (marah). Padahal seluruh sifat tadi didukung oleh dalil Al Qur’an dan hadits serta ijma’ para ulama salaf. Dalil yang mendukung adalah,

كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلَى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ

“Rabbmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang (rahmat)” (QS. Al An’am: 54). Ayat ini menunjukkan sifat kitabah dan sifat rahmat bagi Allah.

يَخَافُونَ رَبَّهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ

“Mereka takut kepada Rabb mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).” (QS. An Nahl: 50). Ayat ini menunjukkan sifat fauqiyah bahwa Allah berada di atas seluruh makhluk-Nya.

الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى

“(Yaitu) Rabb Yang Maha Pemurah. Yang menetap tinggi di atas ‘Arsy” (QS. Thoha: 5).

وَرَبُّكَ الْغَفُورُ ذُو الرَّحْمَةِ

“Dan Rabbmulah yang Maha Pengampun, lagi mempunyai rahmat.” (QS. Al Kahfi: 58).

Dalam kitab musnad dan sunan disebutkan lafazh hadits,

كَتَبَ بِيَدِهِ

“Allah menulis dengan tangan-Nya.” (HR. Tirmidzi no. 3543, Ibnu Majah no. 4295 dan Ahmad 2: 433, shahih)

Dalam lafazh Muslim terdapat lafazh,

لَمَّا قَضَى اللَّهُ الْخَلْقَ كَتَبَ فِى كِتَابِهِ عَلَى نَفْسِهِ فَهُوَ مَوْضُوعٌ عِنْدَهُ إِنَّ رَحْمَتِى تَغْلِبُ غَضَبِى

“Tatkala Allah menciptakan makhluk-Nya, Dia menulis dalam kitab-Nya, yang kitab itu terletak di sisi-Nya, “Sesungguhnya rahmat-Ku lebih mengalahkan kemurkaan-Ku” (HR. Muslim no. 2751).
Beberapa faedah dari hadits di atas:

1. Alam ini memiliki awal. Yang dimaksud dengan makhluk yang disebutkan dalam hadits di atas adalah langit, bumi dan seluruh makhluk yang berada di antara keduanya yang diciptakan Allah dalam waktu enam hari.

2. Sesungguhnya alam itu diciptakan dan sesuatu yang baru, bukan sesuatu yang tanpa berawal atau muncul bersamaan dengan keberadaan Allah sebagaimana anggapan kalangan filsafat.

3. Kitabah (menulis) adalah di antara perbuatan Allah. Kitabah memiliki dua makna: (1) ijaab (mengabulkan) dan (2) menulis dengan tangan dan pena.

4. Allah mewajibkan sesuatu pada diri-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Sebagaimana Allah mengharamkan sesuatu pada diri-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Namun tidak ada seorang pun yang mewajibkan atau mengharamkan sesuatu bagi Allah. Hal ini mengandung faedah:

5. Bantahan terhadap Asya’iroh yang berkata bahwa Allah tidaklah mewajibkan sesuatu pada diri-Nya.

6. Menetapkan sifat nafs (diri) bagi Allah sebagai sifat dzatiyah.

7. Allah memiliki sifat fouqiyah pada Allah (yaitu Allah berada di atas seluruh makhluk-Nya) dan sifat istiwa’ (menetap tinggi di atas ‘Arsy) bagi Allah.

Ulasan

Catatan popular daripada blog ini

Memuliakan Tetamu dan Jiran

Beza Pendapat Bukan Pecah Belah

Ayat Quran Berkaitan Kawan,Persahabatan Dan Persaudaraan