Sebab Manusia Jadi Sombong
30 Rejab 1436H
19 Mei 2015M
19 Mei 2015M
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـنِ ٱلرَّحِيم
Manusia jadi sombong, angkuh, takabbur banyak sebabnya, antaranya ialah:
1. Rupa kejadian (kecantikan, ketampanan, imej dan keterampilan). Ini akibat mewarisi sikap dan perangai Iblis laknatullah 'alaih...
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ ۖ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ ﴿١٢﴾
Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".
(Al-A'raaf: 12)
(Al-A'raaf: 12)
2. Ilmu dan pengetahuan
قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَىٰ عِلْمٍ عِندِي ۚ(٧٨)
Karun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, kerana ilmu yang ada padaku".
(Al-Qasas: 78)
قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَىٰ عِلْمٍ عِندِي ۚ(٧٨)
Karun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, kerana ilmu yang ada padaku".
(Al-Qasas: 78)
قال ابن القيم رحمه الله :
"التفاخر بالعلم أسوأ حالاً عند الله من التفاخر بالمال والجاه ...!!"
[عدة الصابرين : (صـ197)]
"التفاخر بالعلم أسوأ حالاً عند الله من التفاخر بالمال والجاه ...!!"
[عدة الصابرين : (صـ197)]
Berkata Ibnu Qoyyim rahimahullah ta'aala:
"Berbangga- bangga dengan ilmu adalah keadaan yang paling jelek disisi Allah dari pada berbangga- bangga dengan harta dan kedudukan...!!
('Iddatush Shobirin: 197)
"Berbangga- bangga dengan ilmu adalah keadaan yang paling jelek disisi Allah dari pada berbangga- bangga dengan harta dan kedudukan...!!
('Iddatush Shobirin: 197)
Al Imam Adz Dzahabi rahimahullah berkata: "Kesombongan yang paling buruk adalah orang yang menyombongkan diri di hadapan manusia dengan ilmunya, merasa dirinya besar dengan kemuliaan yang dia miliki. Bagi orang tersebut tidak bermanfaat ilmunya untuk dirinya. Barangsiapa yang menuntut ilmu demi akhirat maka ilmunya itu akan menimbulkan hati yang khusyuk serta jiwa yang tenang. Dia akan terus mengawasi dirinya dan tidak bosan untuk terus memperhatikannya, bahkan setiap saat dia selalu bermuhasabah dan meluruskannya. Apabila dia lalai dari hal itu, dia akan menyimpang dari jalan yang lurus dan akan binasa. Barangsiapa yang menuntut ilmu untuk membanggakan diri dan meraih kedudukan, memandang remeh kaum muslimin yang lainnya serta membodoh-bodohkan dan merendahkan mereka, maka hal ini merupakan kesombongan yang paling besar. Tidak akan masuk syurga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun hanya sebesar zarrah (biji sawi). Laa haula wa laa quwwata illaa billah".
(Al Kabaa’ir ma’a Syarh li Ibni al ‘Utsaimin hal. 75-76, cet. Daarul Kutub ‘Ilmiyah)
(Al Kabaa’ir ma’a Syarh li Ibni al ‘Utsaimin hal. 75-76, cet. Daarul Kutub ‘Ilmiyah)
3. Ibadat dan amalan
قال ابن عطاء الله السكندري (رحمه الله)
رب معصية اورثت ذلاً وانكساراً خير من طاعة اورثت عزاً واستكباراً.
قال ابن عطاء الله السكندري (رحمه الله)
رب معصية اورثت ذلاً وانكساراً خير من طاعة اورثت عزاً واستكباراً.
Ibnu Athaillah Al Iskandari Rahimahullahu ta'ala berkata:
"Kadangkala perbuatan dosa yang melahirkan perasaan hina dan kerendahan hati itu lebih baik dari ketaatan yang melahirkan rasa mulia dan kesombongan".
(Kitab Al Hikam)
"Kadangkala perbuatan dosa yang melahirkan perasaan hina dan kerendahan hati itu lebih baik dari ketaatan yang melahirkan rasa mulia dan kesombongan".
(Kitab Al Hikam)
وقال الإمام ابن القيم:
إنك إن تبيت نائماً وتصبح نادماً؛ خير من أن تبيت قائماً وتصبح معجباً، فإن المعجب لا يصعد له عمل.
Ibnul Qayyim berkata:
"Sungguh jika kamu tidur di malam hari dan berpagi hari dalam keadaan menyesal (kerana tidak qiyamullail), itu jauh lebih baik daripada kamu bermalam lalu bangun untuk melaksanakan qiyamullail namun berpagi hari dalam keadaan berbangga diri. Karena sesungguhnya orang yang ujub amalnya tidak diangkat (tidak diterima) atasnya".
(Madarijus Salikin 1/177)
"Sungguh jika kamu tidur di malam hari dan berpagi hari dalam keadaan menyesal (kerana tidak qiyamullail), itu jauh lebih baik daripada kamu bermalam lalu bangun untuk melaksanakan qiyamullail namun berpagi hari dalam keadaan berbangga diri. Karena sesungguhnya orang yang ujub amalnya tidak diangkat (tidak diterima) atasnya".
(Madarijus Salikin 1/177)