Islam Dan Syirik Tidak Akan Bersatu

Syaikh Abdullathif Ibnu Abdirrahmanrahimahullah berkata: “Sesungguhnya Islam dan Syirik adalah dua hal yang berseberangan yang tidak bisa bersatu kedua-duanya dan tidak bisa hilang kedua-duanya.” [Minhaj At Ta’sis: 12]
Syaikh Muhammad Ibnu ‘Abdil Wahhabrahimahullah berkata: “Sesungguhnya melafalkan syahadat dengan tanpa mengetahui akan maknanya dan tanpa mengamalkan konsekuensinya tidaklah orang mukallaf itu dengannya menjadi muslim, bahkan ia justru menjadi hujjah atas anak Adam, dan siapa bersaksi akan Laa ilaaha illallah dan dia beribadah kepada yang lain disamping dia beribadah kepada Allah maka kesaksiannya tidak berarti baginya meskipun dia shalat, zakat, shaum dan melakukan hal-hal dari amalan Islam.” [Ad Durar 1/522-523]
Syaikh Abdurrahman Ibnu Hasan rahimahullahberkata: “Sesungguhnya orang muslim itu tidak meminta kepada selain Allah selama-lamanya, karena sesungguhnya orang yang memohon dan meminta kebutuhannya kepada mayit atau yang gaib sungguh dia telah meninggalkan Islam, sebab syirik itu menafikan Islam, merobohkannya, dan mengurainya satu ikatan demi satu ikatan, berdasarkan yang telah lalu bahwa Islam itu adalah penyerahan wajah, hati , lisan dan anggota badan kepada Allah saja tidak kepada selain-Nya. Orang muslim itu bukanlah orang yang taqlid kepada nenek moyang dan guru-gurunya yang bodoh serta berjalan di belakang mereka tanpa ada petunjuk dan bashirah.” [Al Qaul Al Fashl An Nafis: 31]
Syaikh Sulaiman Ibnu ‘Abdillah Ibnu Muhammad rahimahullah berkata: “Siapa yang mengucapkan kalimat ini seraya mengetahui maknanya lagi mengamalkan akan tuntutannya berupa penafian Syirik, penetapan Wahdaniyyah (Keesaan) bagi Allah dengan disertai keyakinan yang pasti akan makna yang dikandungnya dan mengamalkannya maka dia itu muslim sebenarnya. Bila dia mengamalkan secara dhahir saja tanpa disertai keyakinan maka dia itu kafir meskipun dia mengucapkannya.” [Taisir Al ‘Aziz Al Hamid: 58]
Beliau berkata juga: “Sesungguhnya pengucapan kalimat itu tanpa mengetahui maknanya dan tanpa mengamalkan akan konsekuensinya, berupa komitmen akan tauhid, meninggalkan Syirik dan kufur kepada thaghut, maka sesungguhnya hal itu tidak akan bermanfaat dengan ijma.” [Taisir Al ‘Aziz Al Hamid]
Syaikh Abdurrahman Ibnu Hasan rahimahullahberkata: Dan adapun perkataan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dalam hadist shahih: “Dan dia kufur terhadap segala yang diibadati selain Allah”, ini adalah syarat yang agung yang mana pengucapan Laa ilaaha illallah tidak sah tanpa keberadaannya. Dan bila ini tidak ada maka orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah ini tidak terjaga darah dan hartanya, karena ini adalah makna Laa ilaaha illallah, sehingga pengucapan ini tidak bermanfaat tanpa menghadirkan makna yang ditunjuk olehnya, berupa penanggalan syirik dan pelepasan diri darinya dan dari pelakunya. Bila dia mengingkari peribadatan segala sesuatu yang diibadati selain Allah, berlepas diri darinya dan dia memusuhi orang yang melakukan hal itu, maka dia menjadi muslim yang terjaga darah dan hartanya.” [Ad Durar As Saniyyah: 2/156, cetakan lama]
Syaikh Hamd Ibnu ‘Atiq rahimahullah berkata: “Para ulama telah ijma bahwa orang yang memalingkan satu macam dari dua macam doa kepada selain Allah, maka dia itu musyrik meskipun dia mengucapkan Laa ilaaha illallah, dia shalat, shaum dan mengaku muslim.” [Ibthal At Tandid: 76]
Syaikh Abdullathif Ibnu Abdirrahman Ibnu Hasan rahimahullah berkata: “Siapa yang beribadah kepada selain Allah, menjadikan tandingan bagi Rabbnya dan dia menyamakan antara-Nya dan yang lainnya dalam hak khusus-Nya, maka pantas dikatakan atasnya bahwa dia itu musyrik yang sesat bukan muslim, meskipun dia itu memakmurkan masjid dan mengumandangkan seruan adzan, karena dia itu tidak komitmen dengannya. Sedangkan sumbangan harta dan berlomba-lomba atas amalan yang nampak bila disertai dengan meninggalkan hakikatnya (yaitu tauhid, pent) tidaklah menunjukan akan Islam.” [Mishbah Adh Dhalam: 17]
Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhabrahimahullah berkata: “Seandainya kita menyebut satu persatu orang-orang yang telah dikafirkan oleh para ulama padahal mereka itu mengaku Islam dan para ulama telah menfatwakan kemurtaddan dan vonis bunuh baginya, tentulah pembicaraan menjadi panjang, akan tetapi di antara kisah yang terakhir adalah kisah Bani Ubaid, para penguasa Mesir dan jajarannya, mereka itu mengaku sebagai ahlu bait, mereka shalat jama’ah dan Jum’at, mereka telah mengangkat paraqadhi dan mufti, namun para ulama ijma akan kekafiran mereka, kemurtaddannya dan (keharusan) memeranginya, serta negeri mereka adalah negeriharbiy, wajib memerangi mereka meskipun mereka (rakyatnya) dipaksa lagi benci kepada mereka.” [Tarikh Nejed: 346]
Syaikh Abdullatif rahimahullah berkata tentang firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala: “Ya, siapa yang menyerahkan wajahnya kepada Allah sedang dia itu muslim, maka baginya pahala disisi Rabbnya, dan tidak ada rasa takut atas mereka dan mereka tidak bersedih hati…”, Ayat ini adalah sebagai bantahan atas ‘Ubbadul Qubur dan Ash Shalihin yang beristiqhotsah kepada selain Allah lagi menyeru selain-Nya, karena penyerahan wajah kepada Allah dan ihsan dalam beramal itu telah hilang dari mereka dan tidak mereka dapatkan.” [Minhaj At Ta’sis: 70]
Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullahberkata: “Takutlah kepada Allah, takutlah kepada Allah, wahai saudara-saudaraku pegang teguhlah pokok dien kalian, yang pertama dan paling akhir, pangkalnya dan kepalanya, yaitu kesaksian atas Laa ilaaha illallah, kenalilah maknanya, cintailah orang-orang yang merealisasikannya dan jadikanlah mereka itu sebagai saudara-saudara kalian meskipun mereka itu jauh. Kafirlah kalian kepada para Thaghut, musuhilah mereka, bencilah orang yang mencintai mereka atau yang membela-bela mereka atau tidak mau mengkafirkan mereka atau orang yang berkata: “Tak ada urusan saya dengan mereka.” Sungguh telah dusta orang ini atas nama Allah dan mengada-adakan, justeru Allah telah membebani dia untuk (mengomentari) mereka dan memfardhukan atasnya untuk kufur terhadap mereka dan berlepas diri dari mereka meskipun mereka itu saudara-saudaranya atau anak-anaknya.” [Hadiyyah Thayyibah dalam Majmu’ah At Tauhid]

Catatan popular daripada blog ini

Ayat Quran Berkaitan Kawan,Persahabatan Dan Persaudaraan

Seorang Yang Solat Pun Dicela Allah

ANCAMAN TERHADAP MEREKA YANG MENYAKITI MUSLIM